Panganpedia – Jika bicara rempah-rempah, mungkin pikiran kita segera tertuju pada pala, lada, kayu manis, vanilla, atau cengkeh. Bisa dibilang rempah-rempah adalah bagian dari identitas bangsa Indonesia. Ratusan tahun sejarah bangsa kita tidak dapat lepas dari perdagangan rempah. Selain itu, Indonesia juga masih memegang predikat sebagai salah satu penghasil rempah terbesar di dunia. Tak heran jika kelezatan masakan Indonesia seperti rendang, gulai, opor juga tak bisa dilepaskan dari peran rempah-rempah tersebut. Yummy!
Tapi jika ditanya, saat ini manakah rempah yang paling mahal di dunia?
Jawabannya bukan pala atau cengkeh, tapi saffron! Ya, mungkin banyak yang belum familiar dengan rempah satu ini. Saffron memang tidak jamak ditemui di Indonesia, karena rempah satu ini lebih banyak digunakan di gunakan di kawasan India dan Mediterrania. Sekitar 90-93% saffron dihasilkan di Iran, sedangkan sisanya dihasilkan di beberapa negara lain seperti Maroko, Yunani, Spanyol dan India. Dalam pasaran retail, saffron bisa dihargai antara 5-11 USD per gram! Saking mahalnya rempah yang berwarna merah kekuningan ini sampai dijuluki sebagai red gold.
Saffron digunakan untuk memberikan warna kuning pada makanan serta menghasilkan aroma dan citarasa yang khas. Berbagai masakan seperti nasi briyani dan paella semakin menarik dan menggoda selera berkat rempah satu ini. Tak heran, walaupun harganya selangit, permintaannya tetap stabil.
Mengapa saffron bisa begitu mahal?
Saffron dihasilkan dari putik bunga Crocus sativus yang dikeringkan. Untuk menghasilkan satu gram saffron membutuhkan sekitar 150 bunga atau setara satu lapangan sepak bola untuk menghasilkan setengah kilogram saffron!
Putik bunga harus dipetik manual dengan tangan secara hati- hati. Seluruh proses produksi saffron membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit dan waktu yang tidak singkat. Belum lagi bunga Crocus yang hanya dapat tumbuh di beberapa daerah tertentu dan hanya satu musim per tahun!
Karena harganya yang selangit tersebut, saffron sering menjadi sasaran pemalsuan produk. Banyak produk imitasi saffron dijual dipasaran sebagai saffron. Oleh karena itu, saat ini banyak penelitian dikembangkan untuk mendeteksi saffron palsu.
Jadi, jika kamu menemukan saffron dengan harga miring, jangan kamu beli karena kemungkinan itu produk palsu!
Sumber gambar: spiceandtea dan panoramio