Panganpedia – Di akhir Bulan Ramadan, umat muslim akan merayakan Idul Fitri dimana pada moment tersebut akan tersedia juga hidangan khas Idul Fitri, Ketupat, disajikan bersama-sama dengan opor ayam yang sungguh nikmat rasanya. Bagaimana tidak, Ketupat disajikan dengan opor atau sate ayam, merupakan paduan luar biasa yang pasti akan menggugah selera siapa pun yang melihatnya. Tahukah Anda mengenai ketupat ini? Ini dia Rahasia di balik ketupat untuk menambah pengetahuan Anda.
Ketupat merupakan salah satu jenis makanan pokok yang sangat terkenal di Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, bahkan Vietnam. Di Indonesia, terutama penduduk suku Jawa dan Sunda sering kali menyebut ketupat dengan kata yang lebih pendek, Kupat. Ini bisa dibuktikan dengan adanya salah satu makanan khas daerah, Kupat tahu, yang terdiri dari ketupat, tahu, kecambah yang disajikan dengan saus kacang dan kecap. Kupat tahu ini dapat ditemukan di kota Magelang dan Singaparna serta area sekitarnya.
Masyarakat yang tinggal di wilayah Bali dan Lombok, menyebut ketupat dengan nama tipat atau Ketipat, orang erarti tidak Betawi menyebut ketupat dengan tupat, orang Banjar menyebutnya dengan katupat, dan orang Madura menyebutnya dengan ketopak. Sementara di Filipina, terdapat juga makanan yang memiliki bentuk yang sangat mirip dengan ketupat dan diberi nama posu.Â
Ketupat dibuat dengan cara merebus beras yang dibungkus dengan dua helai janur (daun muda dari palma atau kelapa) yang dibentuk rhombus (ketupat). Merebus beras dalam janur ketupat akan menghasilkan produk yang lebih berat dibandingkan memasak nasi pada umumnya (kukus dan liwet). Meskipun demikian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil tersebut, yaitu jumlah air yang digunakan serta lama pengolahan. Air yang dibutuhkan untuk membuat ketupat mencapai lebih dari empat kali lipat dari menanak nasi dan hampir 15 kali lebih banyak daripada membuat nasi dengan cara liwet. Waktu yang dibutuhkan untuk membuat ketupat pun lebih banyak daripada menanak dan meliwet, yaitu sekitar 6 kali lebih lama. Hal ini mungkin karena air dan panas membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk ke dalam bagian paling dalam dari ketupat yang berisi beras. (akan lebih bagus lagi kalo udah ada penelitian mengenai penetrasi panas dan air pada pembuatan ketupat… :o)
[bctt tweet=”Ketupat dibuat dengan cara merebus beras yang dibungkus dengan dua helai janur (daun muda dari palma atau kelapa) yang dibentuk rhombus (ketupat). ” username=”panganpedia”]Agar diperoleh ketupat yang baik dan tahan lama, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum Anda membuat ketupat.
1Penanganan beras pra perebusan

Pemilihan beras sejatinya tidak terlalu berpengaruh terhadap kualitas (rasa dan tekstur) dari ketupat. Anda dapat menggunakan beras apa saja, tetapi disarankan menggunakan beras yang mengandung banyak amilosa (warna bulir beras lebih bening).
Beberapa sumber lain juga menyebutkan bahwa perendaman beras dengan air kapur sirih selama 30 menit juga mampu meningkatkan tekstur kepadatan pada produk akhir ketupat.  Air kapur sirih biasanya digunakan untuk membuat keripik agar lebih renyah. Tetapi tentu saja menggunakan air kapur sirih bukanlah suatu keharusan dalam membuat ketupat.
Agar ketupat lebih kokoh atau memiliki tekstur yang lebih baik, Anda harus memperhatikan volume beras yang akan diisi ke dalam ketupat. Ketupat sebaiknya diisi dengan 2/3 atau 3/4 dari volume total ketupat. Jika beras yang diisi kurang, maka ketupat akan menjadi lembek, dan sebaliknya, jika terlalu penuh, maka ketupat akan menjadi keras dan memerlukan waktu yang lebih lama dalam pemasakannya.