Panganpedia – Bila sebelumnya PanganPedia telah membahas teknologi pembuatan asap cair dan manfaatnya, kali ini akan membahas tentang teknologi pembuatan asap cair dalam bentuk bubuk. Bagaimana bisa asap cair dikonversi dalam bentuk bubuk?
Baca juga: “Mengenal Lebih Dekat Asap Cair”
Dewasa ini penggunaan asap cair tidak terbatas dalam bentuk cairan saja, sebab dalam bentuk cairan, penanganan asap cair dianggap kurang praktis terutama dalam distribusi dan transportasi karena memerlukan wadah atau tempat khusus. Selain itu, kandungan senyawa fenolik asap cair mudah mengalami kerusakan (oksidasi). Oleh sebab itu diperlukan pengembangan teknologi untuk melindungi komponen aktif serta memudahkan dalam hal penanganan asap cair dengan cara pembuatan asap cair dalam bentuk tepung atau bubuk melalui teknik nanoenkapsulasi.
Nanoenkapsulasi merupakan suatu formasi yang terdiri atas bahan aktif yang diselubungi atau dikelilingi oleh enkapsulan (bahan penyalut) dalam skala ukuran 1 hingga 1000 nanometer (Reis et al., 2006). Dengan teknik nanoenkapsulasi, dapat menjaga kestabilan komponen bioaktif selama pemrosesan dan penyimpanan, melindungi bahan aktif terhadap interaksi dengan lingkungan seperti oksidasi dan hidrolisis, memperbaiki dan meningkatkan sifat sensoris seperti rasa, warna dan tekstur, meningkatkan stabilitas produk dan memudahkan dalam penanganan (handling). Selain itu juga dapat melindungi senyawa fenolik yang memiliki aktivitas antioksidan, mencegah kerusakan bahan dari interaksi dengan bahan lain, meningkatkan stabilitas terhadap cahaya dan oksigen.
Utami (2015) telah melakukan pembuatan bubuk asap cair tempurung kelapa dengan teknik nanoenkapsulasi menggunakan kombinasi bahan penyalut (maltodekstrin dan gum arab) dan kondisi homogenisasi yang dioptimasi dengan metode pengeringan menggunakan spray dryer. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kondisi optimum pembuatan nanopartikel asap cair pada rasio konsentrasi gum arab dan maltodekstrin 12:88, kecepatan homogenisasi 4000 Rpm dan waktu homogenisasi 3 menit yang menghasilkan distribusi ukuran partikel (z-average) 78,53±1,48 nanometer. Bubuk asap cair atau nanokapsul yang dihasilkan mengandung kadar air 5,92±0,12 %, Aw 0,26±0,01 dan kelarutan 85,02±0,33%. Proses optimasi ini mampu menghasilkan partikel berdimensi nanometer dan menghasilkan efisiensi recovery senyawa fenolik pada proses spray drying sebesar 47,36 %.
Sumber:
Reis, C.P., Neufeld, R.J., Ribeiro, A.J and Veiga, F. 2006. Nanoencapsulation I. Methods for Preparation of Drug-Loaded Polymeric Nanoparticles. Nanomedicine : Nanotechnology, Biology & Medicine (2) : 8-21.
Utami, Kurnia. 2015. Optimasi Rasio Gum Arab Dan Maltodekstrin Sebagai Enkapsulan Dan Kondisi Homogenisasi Pada Proses Nanoenkapsulasi Asap Cair Tempurung Kelapa. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada, MSc Thesis.