- Advertisement -
Panganpedia – Diabetes melitus (DM) adalah salah satu penyakit degeneratif yang paling sering ditemui di dunia, termasuk Indonesia. Beberapa peneliti bahkan memprediksi bahwa jumlah penderita penyakit ini akan semakin meningkat (Gunawan dan Tandra, 1998; Wild et al., 2004).
Diabetes Melitus, Apa Artinya?
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolik yang disebabkan oleh penurunan sekresi (pengeluaran) insulin, peningkatan resistensi insulin maupun keduanya (Anonim, 2004). Gejala umum penderita diabetes melitus adalah hiperglikemia, yaitu kondisi saat kadar glukosa darah melebihi batas normal dan berlangsung dalam waktu yang lama.
- Advertisement -
American Diabetes Association/ADA (2011) dan konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia/PERKENI (2011) dalam Riskesdas (2013) menyebutkan bahwa kriteria pasien yang didiagnosis Diabetes Melitus yaitu jika glukosa darah puasa ≥126 mg/dl dan glukosa darah postprandial ≥200 mg/dl.
Secara umum DM dibedakan menjadi 2 yaitu tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta pankreas akibat faktor autoimun dan genetik, kemudian tipe 2 yang umumnya timbul akibat resistensi insulin yang diakibatkan oleh perubahan gaya hidup.
Diabetes Melitus Bisa Menyebabkan Peningkatan Asam Urat dan Perubahan Profil Lipid
Tahukah kamu, ternyata penyakit ini berkaitan erat dengan peningkatan asam urat dan perubahan profil lipid, lho.
Diabetes Melitus dapat menyebabkan peningkatan asam urat. Mengapa? Ini terjadi karena pada kondisi DM, kadar glukosa dalam darah tinggi sehingga bisa meningkatkan radikal bebas dan meningkatkan enzim xanthine oxidase yang berperan dalam mengubah xanthine menjadi asam urat (Banerjee dan Vats, 2014).
- Advertisement -
Diabetes Melitus juga dapat mengubah profil lipid. Profil lipid yang dimaksud adalah meningkatnya total kolesterol, trigliserida dan LDL kolesterol (Low Density Lipoprotein – lemak jahat, red.) serta menurunnya HDL kolesterol (High Density Lipoprotein – lemak baik, red.) atau bisa juga disebut “hiperlipidemia”. Perubahan profil lipid diantaranya dapat disebabkan oleh adanya gangguan metabolisme karbohidrat.
Pada kondisi DM, terjadi penurunan pemanfaatan glukosa sehingga sebagai gantinya tubuh menggunakan protein dan lemak untuk mempertahankan keseimbangan energi. Kondisi tersebut menyebabkan peningkatan lipolisis (pemecahan lemak). Hal ini mengakibatkan terjadinya kondensasi asetil CoA menjadi aseto asetil CoA yang kemudian membentuk keton bodies dan kolesterol (Kaplan dan Szabo, 1983).

Cara mengatasi diabetes melitus adalah dengan melakukan diet diabetes dengan serat pangan. Serat pangan banyak didapat dari kacang-kacangan.
Bagaimana Penanganan Pasien Diabetes Melitus?
Cara mengatasi diabetes melitus khususnya tipe 2 dapat dilakukan dengan pengaturan pola konsumsi atau biasa disebut “diet”. Diet diabetes menggunakan makanan yang mengandung serat pangan tinggi dipercaya dapat membantu memperbaiki kondisi DM. Serat pangan dapat dicukupi dengan cara mengkonsumsi buah, sayuran, sereal, legum dan suplemen.
- Advertisement -
[bctt tweet=”Serat pangan dapat dicukupi dengan cara mengkonsumsi buah, sayuran, sereal, legum dan suplemen.”]
Hal ini sesuai dengan Erukainure et al., (2013) yang menyebutkan bahwa konsumsi makanan (biskuit) yang memiliki kandungan serat tinggi ternyata dapat menurunkan glukosa darah dan memperbaiki profil lipid. Penelitian pendukung lain menyebutkan bahwa konsumsi legume ( tepung koro pedang putih) ternyata mampu menurunkan asam urat, glukosa darah, serta memperbaiki profil lipid tikus DM (Anggreini, 2015).
Sumber:
Anggreini, Riski Ayu. 2015. Potensi Anti Diabetik Tepung dan Konsentrat Protein Koro Pedang Putih (Canavalia ensiformis.L) pada Tikus Sprague Dawley Diabetes Melitus Induksi Streptozotocin-Nicotinamide. Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Anonim. 2004. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus Care. 27:S5-S10.
Banerjee, M and Vats, P. 2014. Reactive Metabolites and Antioxidant Gene Polymorphisms in Type 2 Diabetes Mellitus. Redox Biology 2:170-177. Elsevier Ltd.
Erukainure, Ochuko L., Osaretin A.T. Ebuehi , Folasade O. Adeboyejo , Ebele N. Okafor., Aliyu Muhammad., and Gloria N. Elemo. 2013. Fiber-Enriched Biscuit Enhances Insulin Secretion, Modulates B-Cell Function, Improves Insulin Sensitivity, and Attenuates Hyperlipidemia in Diabetic Rats. PharmaNutrition 1: 58–64.
Gunawan, A dan H. Tandra. 1998. Patogenesis Diabetes Mellitus tidak Tergantung Insulin (DMTII). Pusat Diabetesi dan Nutrisi RSUD. Dr. Soetomo-FK. Unair. Majalah Diabetes. Vol.4 No.1. Surabaya.
Kaplan, A dan Szabo, L. 1983. Clinical Chemistry : Interpretation and Techniques. Second Edition. Lea and Febiger. Philadelphia.
Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. http://www.slideshare.net/ssuser200d5e/riskesdas-2013-30782412. Diakses tanggal 17 Februari 2014.
Wild, S., Roglic, G., Green, A., Sicree, R and King, H. 2004. Global Pravalence of Diabetes: Estimates for The Year 2000 and Projections for 2030. Journal of Diabetes Care 27:1047-1053
- Advertisement -