- Advertisement -
panganpedia – Sejak sebulan lalu, berita mengenai ikan lele yang disinyalir mengandung 3000 sel kanker berkembang pesat. Di dalam berita yang beredar, diketahui bahwa ikan lele di Haikou, provinsi Hainan, Cina tersebut dibudidayakan di sebuah kolam dengan sampah berbau menyengat, dilingkari kandang babi dan ayam.
Lalu, apakah benar ikan lele mengandung 3000 sel kanker ?
- Advertisement -
Mengenal Seluk Beluk Ikan Lele
Ada banyak spesies ikan lele yang ada di Indonesia. Clarias batrachus adalah salah satu jenis favorit lele yang dibudidayakan. Ada juga lele dumbo (disebut juga king cat fish, raja ikan lele, red.) yang merupakan hasil kawin silang induk betina dari lele Taiwan dan jantan dari Kenya, Afrika. Hanya saja, tak diketahui dari keturunan F1, F2, atau F3 yang menghasilkan lele jenis ini.
Anda pernah mendengar lele sangkuriang ? Lele sangkuriang adalah hasil rekayasa genetik Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Sukabumi yang berasal dari lele dumbo.
Ikan lele hidup di air tawar, tepatnya di sungai yang airnya tak terlalu deras, misalnya di danau atau genangan kecil.
- Advertisement -
Stigma ikan lele yang jorok dan kotor, benarkah?
Ikan lele punya insang tambahan, sehingga dapat mengambil oksigen dari udara. Itulah alasan mengapa ikan lele bisa hidup meski di lingkungan air yang miskin oksigen. Ikan ini juga mampu hidup meski lingkungannya tercemar bahan-bahan organik.
Ikan lele tergolong karnivora yang suka memakan kutu air, larva, cacing, dan siput. Sisa-sisa benda yang membusuk dan kotoran manusia juga suka dimakan lele. Namun, ikan lele kurang suka tumbuh-tumbuhan. Tingkah laku tersebut yang membuat masyarakat menganggap lele sebagai ikan yang kotor.
- Advertisement -
Dibandingkan dengan ikan kerapu dan gurame, ikan lele disukai masyarakat karena harganya lebih yang terjangkau. Penikmat ikan lele umumnya adalah masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah. Banyaknya permintaan ikan lele membuat peternakan lele semakin diminati masyarakat.
Jangan salah, ikan lele di Indonesia kini dibudidayakan dengan kualitas budidaya yang baik. Berbeda dengan berita yang beredar tersebut. Pemberian pakan yang baik serta perawatan kolam secara berkala akan mencegah berkembangnya penyakit pada ikan lele. Sehingga tentu saja akan membuat lele menjadi aman dikonsumsi.
[bctt tweet=”Tidak benar jika lele dikatakan mengandung 3000 Sel Kanker. “]
Beberapa isu yang beredar juga membahas bahwa ukuran lele bisa mendeteksi makanan apa yang ia makan selama hidup. Menurut isu, ukuran lele yang besar menandakan bahwa lele dibudidaya dengan pakan dari kotoran manusia atau di Septic Tank. Padahal, isu tersebut diragukan kebenarannya. Pasalnya, ada pula lele yang terlambat panen karena gagal terbeli tengkulak atau penjual sehingga ukuran tubuhnya terus membesar karena lewat dari masa panen.
Bagaimana dengan lele yang ada di pasaran ? Pada umumnya, semua lele di pasaran berasal dari peternakan lele. Penjual pasti memiliki hubungan dengan peternak lele yang mampu mensuplai sejumlah lele setiap hari secara kontinue dengan ukuran tertentu. Hal ini sulit dilakukan jika budidaya lele hanya dilakukan dengan cara “alami”, yang memakan waktu bertahun-tahun hingga ikan besar.
Nggak cuma pembudidaya, pemerintah juga terus berupaya memonitor pembenihan serta budidaya ikan, khususnya ikan lele. Dalam wawancaranya dengan detik.com, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono, memaparkan bahwa pihaknya telah menguji sampel residu hormon, antibiotik, dan logam berat pada unit budidaya ikan lele di Jawa Timur. Hasilnya, tidak ditemukan sampel yang mengandung ketiga residu tersebut.
Jadi, jangan takut makan lele, ya!
Sumber:
Suyanto, S.R. 2008. Budi Daya Ikan Lele. Penebar Swadaya. Jakarta.
(*) pic taken from flickr.com
- Advertisement -