panganpedia – Ungkapan bahwa madu yang asli tidak mungkin busuk, tidak sepenuhnya benar karena seperti yang telah diketahui sebelumnya, beberapa jenis madu yang ternyata juga asli masih mungkin mengalami pembusukan atau penurunan kualitas (Baca: Kondisi-Kondisi Ini Dapat Pengaruhi Sifat Madu, red.). Lalu apa yang membedakan madu asli dan yang bukan? Ditengah maraknya pemalsuan produk madu karena nilai ekonominya yang tinggi, bagaimana kita mengetahui mana madu asli dan mana yang buatan?
Untuk mengetahuinya, tidak dapat dilakukan hanya dengan uji sederhana dan kasat mata seperti isu yang beredar di masyarakat. Madu sebagai produk bernilai ekonomi tinggi mempunyai standar kualitas yang telah dirumuskan oleh dunia internasional dalam Codex Alimentarius (1981) dan Badan Standarisasi Nasional (SNI : 01-3545-2004). Oleh karenanya uji kualitas madu harus mengacu kepada standar tersebut.
Komponen yang biasanya menjadi tolak ukur pembeda antara madu asli dan yang palsu adalah Hidroxymetil furfural (HMF). HMF dalam jumlah besar ditemukan pada larutan gula yang dipanaskan dengan suhu tinggi dan mengalami proses karamelisasi, membentuk aroma karamel dan warna kecoklatan seperti madu. Oleh karena itu, madu palsu yang berasal dari campuran larutan gula yang dipanaskan atau ditambahkan pewarna dan perisa karamel biasanya punya nilai HMF yang tinggi. Standar nilai HMF menurut Codex alimentarius untuk madu tropis yang mengalami pasteurisasi adalah maksimal 80mg/kg, jadi kalau madu yang Anda beli memiliki nilai di atas ini, Anda patut curiga dengan keasliannya.
Dalam prakteknya, masyarakat tidak mungkin melakukan uji laboratorium salah satu komponen kimiawi madu seperti para lulusan/mahasiswa teknologi pangan karena memang akses yang terbatas. Hal yang hanya bisa dilakukan adalah membaca dan mempercayai label pada kemasan madu komersial. Pemerintah sebagai penyelenggara negara telah menerapkan aturan dan standar terhadap produsen resmi madu dan mengawasinya lewat badan yang terkait, sehingga madu komersial yang dibeli oleh konsumen dapat terjamin kualitas dan kemurniannya.
Lalu bagaimana dengan madu non label dengan klaim madu asli?
Penulis pernah mengunjungi produsen madu yang mengumpulkan madu dari tawon hutan (Apis dorsata ) di Sumbawa, dan menyaksikan proses ekstraksi madu dari sarangnya. Dari situlah penulis bisa merasa yakin kalau madu yang diperoleh adalah madu asli. Metode inilah hanyalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan oleh orang awam untuk memastikan keaslian madunya, yaitu datang langsung ke produsen/peternak madu dan menyaksikan proses ekstraksinya. Selain itu Anda dapat mendapat manfaat lain yaitu menambah wawasan dan mendapat harga yang lebih murah.
Setelah mengenal madu, siapkah Anda berburu madu dengan kualitas yang Anda inginkan? Saya tunggu feedback dari Anda. Terima kasih.
Madu asli gak dirubung semut.
Belum tentu pak, kami punya sejumlah sarang lebah klanceng, terkadang koloni semut masuk untuk mengambil madunya. Oleh karenanya sarang diletakkan di tempat yg tidak terjangkau semut.