- Advertisement -
panganpedia – Pernah mencoba belalang goreng? Tak lengkap rasanya jika Anda pergi ke Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta tanpa mencoba kuliner ekstrim yang satu ini. Banyak orang bergidik membayangkan belalang – yang banyak hidup di persawahan dan ladang – lalu tiba-tiba terhidang di depan meja makan.
Kuliner ekstrim belalang goreng ternyata tak hanya dijumpai di Yogyakarta. Negara lain, misalnya Meksiko, Uganda, dan Thailand juga mengkonsumsi belalang dan berbagai jenis serangga yang bahkan lebih ekstrim.
- Advertisement -
Meski awalnya merasa jijik, rasa belalang goreng ternyata tak sejijik yang dibayangkan, kok! Bertekstur renyah, camilan ini punya rasa yang hampir mirip dengan udang ebi. Tak hanya itu, belalang goreng juga punya kandungan protein yang tinggi, yaitu 13-28%, mirip dengan daging sapi yaitu 19-26% (FAO, 2012).
Sayangnya, tidak semua orang bisa menikmati kuliner unik ini karena beberapa orang alergi belalang goreng.
Mengapa belalang goreng dapat menyebabkan alergi ?
Orang yang alergi pada belalang goreng biasanya ditandai dengan munculnya bentol-bentol, sesak napas, dan gangguan alergi lainnya. Salah satu penyebab alergi adalah tropomyosin. Tropomyosin adalah protein yang berfungsi untuk kontraksi otot. Tropomyosin umum terdapat pada kecoa, kutu, dan udang. Penelitian Reese, Ayuso dan Lehrer (1999) membuktikan bahwa beberapa pasien yang alergi kutu debu ternyata juga sensitif terhadap tropomyosin pada seafood. Nah, orang yang memiliki alergi seafood, misalnya, bisa juga alergi saat mengkonsumsi serangga.
- Advertisement -
Penyebab alergi lainnya adalah senyawa kitin. Kitin adalah senyawa polisakarida yang mengandung nitrogen dan umumnya ditemukan pada jamur, crustacea (misalnya kepiting, lobster, dan udang), serta serangga. Pada beberapa penelitian, kitin dipercaya adalah allergen (Muzzarelli, 2010).
Nah, karena itu pastikan Anda tidak punya alergi sebelum memakan belalang goreng.
Memasak Belalang Goreng Sendiri, Mudah Kok!
- Advertisement -
Memasak belalang goreng membutuhkan trik tersendiri. Agar belalang yang akan dimasak cepat mati, maka belalang dimasukkan terlebih dahulu ke dalam air mendidih dan segera ditutup. Belalang kemudian digoreng hingga renyah atau dimasak dengan bahan-bahan dan bumbu lainnya.
Sumber:
Reese, G., Ayuso, R. & Lehrer, S.B. 1999. Tropomyosin: An invertebrate pan-allergen. International Archives of Allergy and Immunology, 119(4): 247–258.
Muzzarelli, R.A.A., Terbojevich, M., Muzzarelli, C., Miliani, M. & Francescangeli, O. 2001. Partial depolymerization of chitosan with the aid of papain. In R.A.A. Muzzarelli, ed. Chitin Enzymology, pp. 405–414. Italia, Atec.
FAO. 2012f. Composition database for Biodiversity Version 2, BioFoodComp2. www.fao.org/infoods/infoods/tables-and-databases/en/.
- Advertisement -