- Advertisement -
Panganpedia – Nggak perlu jauh-jauh makan salad yang kebarat-baratan. Sebagai bagian dari cinta produk dalam negeri, Anda perlu bangga pada diri sendiri. Sebab, Indonesia juga punya produk raw food.
Trancam merupakan makanan yang terdiri dari berbagai macam sayuran mentah. Jadi sebelum istilah raw food menjadi trend belakangan ini, kita sudah memiliki raw food asli Indonesia lho, keren kan?
- Advertisement -
Hidangan trancam konon berasal dari Jawa Tengah, namun menjadi populer saat diperkenalkan di Jawa Timur.
Sebagai makanan yang dibuat tanpa melalui proses pemasakan, trancam masih punya kandungan zat gizi yang tinggi. Bahan yang digunakan untuk menbuat trancam berbeda-beda di setiap daerah. Namun umumnya, bahan dasar pembuatan trancam hanyalah kacang panjang yang diiris tipis, kecambah pendek, dan daun kemangi. Di Jogja misalnya, beberapa bahan juga ditambahkan, yaitu daun pepaya, sawi putih, daun kenikir, daun kemangi, dan sebagainya.
Kandungan zat besi pada trancam dapat mencegah terjadinya anemia (kurang darah). Seperti yang disebutkan dalam buku Pangan, Gizi, dan Pertanian terjemahan Suhardjo (2009), kandungan zat besi pada sayuran hijau/berwarna gelap sekitar 6,2 mg dalam setiap 100 gram bahan, sehingga makanan ini dapat berkontribusi terhadap kebutuhan zat besi dalam tubuh. Selain itu, sayuran hijau juga merupakan sumber vitamin C yang baik. Dalam daun pepaya misalnya, memiliki kandungan vitamin C sebesar 73 mg dalam setiap 100 gram bahan.
Disamping sayur-sayuran yang menjadi bahan utama, terdapat juga daging kelapa muda parut yang dicampur bumbu-bumbu khas Jawa sebagai pelengkapnya. Campuran dari daging kelapa muda dan bumbu berupa bawang putih, kencur, dan cabai merah yang ada juga memiliki kandungan zat gizi yang baik untuk tubuh.
- Advertisement -
Sebagai pelengkap, trancam juga bisa dinikmati dengan tempe bakar, ayam, empal, atau ikan asin.
Wow, sangat lengkap bukan makanan tradisional satu ini? Jadi, rajin-rajinlah mengkonsumsi trancam karena setiap sendoknya memberikan manfaat yang berharga.
- Advertisement -
Sumber :
Suhardjo. 2009. Pangan, Gizi, dan Pertanian. UI Press. Jakarta.
(*) pic taken from kedaianggrek.wordpress.com
- Advertisement -