- Advertisement -
Mengetahui kematangan apel kadang menjadi hal yang sulit terutama jika hanya mengandalkan penglihatan. Kini, ada teknologi yang memudahkan kita dalam mengetahui kematangan apel.
Seorang mahasiswa MIT telah menciptakan alat yang dapat memberitahu tingkat kematangan buah dengan mengukur kadar klorofil pada kulit buah dengan menggunakan sinar ultraviolet. Demikian penelitian Das et al. diulas dalam Scientific Reports.
- Advertisement -
Ukuran alat yang kecil ini memungkinkan distributor apel untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mendistribusikan apel ke penjual. Meski apel banyak ditemukan di toko buah sepanjang tahun, buah ini hanya dapat dipanen pada musim tertentu. Mengecek kematangan buah juga akan sangat membantu petani untuk menentukan kapan waktu panen terbaik.
Untuk mengukur klorofil, umumnya digunakan alat berupa spektrometer. Prinsip kerja spektrometer adalah mengukur tingkat kecerahan cahaya pada gelombang spesifik. Namun, spektrometer dinilai tidak efektif digunakan karena berukuran besar sehingga makan tempat.

Cara kerja Alat Pendeteksi kematangan apel
Alat yang diciptakan Das et al. secara simpel adalah spektrometer versi mini yang mengeluarkan sinar UV. Ukurannya sangat praktis, dengan panjang 9 cm dan lebar 4 cm.
Saat spektrometer mengambil data dari apel, data akan diteruskan ke ponsel Android via Bluetooth. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan database yang ada untuk mengetahui pada tingkat berapa kematangan sampel. Pengguna juga dapat mengetahui berapa hari apel mengalami pematangan. Misalnya, jika apel A ternyata sudah mengalami pematangan 10 hari, dan apel B baru 3 hari, maka apel A perlu diprioritaskan agar segera didistribusikan.
- Advertisement -
Dengan bahan-bahan yang terjangkau, kit ini (termasuk ponselnya) bisa diproduksi dengan harga murah, bahkan dibawah USD 250.
Penelitian juga menguji spektrometer mini ini dengan sampel 3 jenis apel – Red Delicious, McIntosh, dan Empire. Untuk mengecek keakuratan pengukuran klorofil, Das menggunakan spektrometer konvensional, sedangkan untuk mengecek seberapa matang sampel apel, mereka membandingkannya dengan uji firmness. Uji firmness dilakukan dengan penetrometer.
Sayangnya, peneraan ini tidak bisa dilakukan jika warna apel terlalu merah. Namun, Das berharap teknologi ini berguna dalam jangka panjang. Pengukuran sayuran, misalnya brokoli, dapat dilakukan lebih mudah karena mengandung klorofil yang lebih tinggi.
- Advertisement -