- Advertisement -
Siapa yang tidak suka makanan hasil gorengan deep frying? Dari ayam goreng krispy hingga kentang goreng yang renyah, teknik memasak ini telah menjadi favorit di berbagai belahan dunia. Namun, pernahkah Anda mempertimbangkan jenis minyak yang Anda gunakan saat menggoreng? Ternyata, pemilihan minyak goreng dapat mempengaruhi tidak hanya rasa dan tekstur makanan, tetapi juga kualitas dan nilai gizinya. Mari kita telusuri lebih dalam tentang ragam minyak makanan untuk deep frying dan bagaimana pilihannya dapat mempengaruhi hasil akhir masakan Anda.
Mengapa Jenis Minyak Penting dalam Deep Frying?
Deep frying adalah metode memasak yang melibatkan perendaman makanan sepenuhnya dalam minyak panas. Proses ini membutuhkan minyak yang dapat bertahan pada suhu tinggi tanpa cepat rusak atau menghasilkan senyawa berbahaya. Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Heliyon mengungkapkan bahwa jenis minyak yang digunakan dalam deep frying memiliki pengaruh signifikan terhadap stabilitas termal, pembentukan senyawa polar, dan kualitas sensorik makanan yang digoreng.
- Advertisement -
Minyak Kelapa Sawit: Pilihan Populer dengan Kestabilan Tinggi
Minyak kelapa sawit telah lama menjadi pilihan utama untuk deep frying di banyak negara, termasuk Indonesia. Penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa sawit memiliki stabilitas termal yang baik, yang berarti dapat bertahan pada suhu tinggi tanpa cepat teroksidasi (apa itu oksidasi dapat dilihat disini). Dalam studi yang dilakukan, minyak kelapa sawit menunjukkan pembentukan senyawa polar yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak lainnya selama proses penggorengan berulang.
Keunggulan minyak kelapa sawit terletak pada komposisi asam lemaknya yang seimbang antara asam lemak jenuh dan tak jenuh. Kandungan asam lemak jenuh yang cukup tinggi memberikan ketahanan terhadap oksidasi, sementara asam lemak tak jenuhnya memberikan profil nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan lemak jenuh murni.
Minyak Kedelai: Nutrisi Tinggi dengan Tantangan Stabilitas
Minyak kedelai dikenal karena kandungan asam lemak tak jenuh gandanya yang tinggi, terutama asam linoleat. Ini memberikan nilai gizi yang baik, namun juga membuat minyak kedelai lebih rentan terhadap oksidasi pada suhu tinggi. Studi menunjukkan bahwa minyak goreng dari kedelai mengalami peningkatan senyawa polar yang lebih cepat selama penggorengan berulang dibandingkan dengan minyak kelapa sawit.
Meskipun demikian, minyak kedelai tetap menjadi pilihan populer di beberapa negara karena profil nutrisinya yang baik. Untuk mengoptimalkan penggunaannya dalam deep frying, disarankan untuk tidak menggunakan minyak kedelai pada suhu yang terlalu tinggi dan tidak menggunakannya untuk penggorengan berulang dalam jangka waktu yang lama.
- Advertisement -
Minyak Canola: Keseimbangan Antara Nutrisi dan Stabilitas
Minyak canola menawarkan keseimbangan yang menarik antara nilai gizi dan stabilitas termal. Dengan kandungan asam oleat yang tinggi dan asam lemak jenuh yang rendah, minyak canola dianggap sebagai pilihan yang sehat untuk memasak. Dalam konteks deep frying, minyak canola menunjukkan performa yang cukup baik, meskipun tidak sebaik minyak kelapa sawit dalam hal stabilitas termal.
Penelitian menunjukkan bahwa minyak canola mengalami peningkatan senyawa polar yang lebih lumayan dibandingkan dengan minyak kedelai selama penggorengan berulang. Ini membuatnya menjadi pilihan yang baik untuk konsumen yang mencari alternatif yang lebih sehat namun tetap ingin menikmati makanan hasil deep frying.
Minyak Zaitun: Aroma Khas dengan Batasan Penggunaan
Minyak zaitun, terutama jenis extra virgin, dikenal karena manfaat kesehatannya dan aromanya yang khas. Namun, dalam konteks deep frying, penggunaan minyak zaitun memiliki beberapa batasan. Titik asap minyak zaitun yang relatif rendah membuatnya kurang ideal untuk menggoreng pada suhu sangat tinggi.
- Advertisement -
Meskipun demikian, beberapa jenis minyak zaitun yang diproses khusus untuk penggorengan dapat digunakan dalam deep frying dengan hasil yang cukup baik. Studi menunjukkan bahwa minyak zaitun dapat memberikan rasa yang unik pada makanan yang digoreng, meskipun stabilitasnya tidak sebaik minyak kelapa sawit atau canola dalam penggorengan berulang.
Memilih Minyak Terbaik untuk Deep Frying
Pemilihan minyak terbaik untuk deep frying tergantung pada beberapa faktor, termasuk stabilitas termal, profil gizi, dan preferensi rasa. Berdasarkan penelitian, minyak kelapa sawit menawarkan stabilitas termal terbaik dan pembentukan senyawa polar yang lebih rendah, membuatnya ideal untuk penggorengan komersial atau penggunaan berulang.
Untuk penggunaan rumah tangga, minyak canola bisa menjadi pilihan yang baik karena menawarkan keseimbangan antara stabilitas dan nilai gizi. Minyak kedelai, meskipun memiliki nilai gizi yang baik, mungkin kurang ideal untuk penggorengan berulang karena cepat teroksidasi.
Penting untuk diingat bahwa, terlepas dari jenis minyak yang digunakan, praktik penggorengan yang baik tetap diperlukan. Ini termasuk mengontrol suhu penggorengan, mengganti minyak secara teratur, dan menghindari penggunaan minyak yang telah berubah warna atau berbau tengik.
Dengan memahami karakteristik berbagai jenis minyak goreng, kita dapat membuat pilihan yang lebih cerdas dalam memasak. Pilihan minyak yang tepat tidak hanya akan menghasilkan makanan yang lezat dan renyah, tetapi juga dapat berkontribusi pada pola makan yang lebih sehat. Jadi, lain kali Anda bersiap untuk menggoreng, pertimbangkanlah jenis minyak yang Anda gunakan – itu bisa menjadi langkah kecil menuju hasil masakan yang lebih baik dan gaya hidup yang lebih sehat.
Referensi dari sini
- Advertisement -