Panganpedia – Setiap tahunnya, dua juta orang meninggal tiap tahun akibat keracunan makanan dan minuman, demikian dilansir dari data World Health Organization (WHO). Sedangkan di Indonesia, sekitar 200 kasus keracunan makanan terjadi tiap tahunnya.
Dalam dunia teknologi pangan, kita mengenal kejadian ini sebagai Foodborne Disease. Foodborne disease adalah penyakit yang disebabkan karena konsumsi makanan dan minuman yang tercemar. Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari bakteri, virus, atau parasit yang terbawa dari makanan yang tidak diolah dengan baik. Foodborne disease ini tidak memiliki gejala khusus. Gejala umum yang terjadi umumnya berhubungan dengan saluran pencernaan, contohnya mual, muntah, dan diare.
Anda bisa mengurangi risiko sakit dengan mengetahui dimana mikroba-mikroba ini suka bersarang. Coba disimak dalam artikel Panganpedia berikut ini yuk.
E. coli
Bakteri Escherichia coli hidup di usus manusia dan hewan seperti sapi, domba dan kambing. Mereka sering ditemukan pada makanan seperti daging sapi, susu segar, jus segar, dan air yang terkontaminasi. Gejala infeksi E. coli termasuk diare berat, sakit perut dan muntah bisa berlangsung 5 sampai 10 hari.
Untuk menghindari infeksi E. coli, Anda perlu memasak daging dengan baik, mencuci buah dan sayuran sebelum makan atau memasaknya, dan hindari susu dan jus yang tidak dipasteurisasi.
Meskipun kebanyakan E. coli relatif tidak berbahaya, strain seperti E. coli O157: H7 dapat menyebabkan diare berdarah, gagal ginjal dan bahkan kematian.
Campylobacter
Campylobacter jejuni adalah bakteri berbentuk spiral yang tumbuh pada ayam dan sapi, menginfeksi mereka tanpa tanda-tanda penyakit. Kebanyakan orang yang sakit dengan campylobacteriosis akan terserang diare, kram, sakit perut, dan demam dalam 2-5 hari setelah terpapar. Penyakit ini biasanya berlangsung sekitar satu minggu.
Pada tahun 2005, Campylobacter ditemukan pada 47 persen dada ayam mentah yang diuji melalui Pemantauan Perlawanan Antimikroba Nasional FDA, menurut CDC.
Sekitar 13 kasus Campylobacteriosis didiagnosis setiap tahun untuk setiap 100.000 orang dalam populasi. Sebagian besar infeksi umumnya ringan, namun bakteri tersebut dapat berakibat fatal di antara anak-anak yang sangat muda, lansia dan orang dengan kekebalan tubuh, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.
Listeria
Listeria monocytogenes adalah bakteri yang ditemukan di tanah dan air, dan juga dalam makanan mentah, makanan olahan, serta susu yang tidak dipasteurisasi. Tidak seperti kuman lain, Listeria bisa tumbuh dan menyebar meski dalam suhu dingin rata-rata kulkas.
Gejala infeksi Listeria meliputi demam dan menggigil, sakit kepala, sakit perut dan muntah. Tapi bagi sebagian orang, penyakitnya bisa menjadi lebih serius, bahkan fatal. Orang yang berisiko tinggi terkena listeriosis adalah wanita hamil dan janin mereka yang belum lahir, orang dewasa berusia di atas 50 tahun, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Diperkirakan 1.600 orang mengalami listeriosis setiap tahun, menurut CDC. Dari jumlah tersebut, 260 orang meninggal.
Vibrio
Bakteri Vibrio parahaemolyticus hidup di air asin, dan sering ditemukan pada makanan laut mentah.
Orang yang makan kerang mentah atau undercooked dapat terinfeksi dalam waktu 24 jam, dengan gejala seperti diare disertai dengan kram perut, mual, muntah, demam dan menggigil.
Gejala bisa bertahan sampai tiga hari. Infeksi yang lebih parah jarang terjadi, dan terjadi lebih sering pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Diperkirakan 4.500 kasus infeksi V. parahaemolyticus terjadi setiap tahun di AS.
Sebagian besar infeksi dapat dicegah dengan memasak makanan laut secara menyeluruh.
Salmonella
Salmonella adalah sekelompok bakteri yang biasa ditemukan pada unggas mentah, telur, daging sapi, dan kadang-kadang pada buah dan sayuran yang tidak dicuci.
Infeksi salmonella dapat menyebabkan gejala seperti demam, diare, kram perut dan sakit kepala, dan cenderung berlangsung antara empat sampai tujuh hari.
Kebanyakan orang menjadi lebih baik tanpa perawatan, tapi infeksi Salmonella bisa lebih serius bagi orang tua, bayi dan orang dengan kondisi kronis. Jika tidak diobati dengan benar, Salmonella bisa menyebar dengan darah ke organ lain, dan dapat menyebabkan kematian.
Setiap tahun, sekitar 40.000 kasus salmonellosis dilaporkan terjadi di Amerika Serikat. Anak-anak di bawah usia 5 tahun adalah yang paling mungkin terkena salmonellosis.