Panganpedia – “Ibu, ini telurnya mau disimpan dimana? Apakah dimasukkan kulkas, ditaruh di luar, atau boleh saya erami?”, Tanya seorang balita yang baru saya datang bersama ibunya dari belanja. Sang ibu pun berkata “Masukin langsung ke kulkas saja, sayang. Jangan lupa dicuci terlebih dahulu ya”. Sebenarnya, bagaimana sih cara menyimpan telur yang baik?
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang rentan terkontaminasi. Meskipun kita hanya menggunakan isi dari telur, dan isi tersebut telindungi oleh cangkang telur, tak terlepas dari adanya kontaminasi. Kontaminasi apa yang dimaksud? Paling utama adalah kontaminasi mikrobia. Paling riskan adalah Salmonella sp yang mematikan. Tak ketinggalan pula E. coli.
Perlukah kita mencuci telur?
Telur sebenarnya memiliki benteng perlindungan alami dari cangkangnya. Rencana si ayam, benteng tersebut sebagai pelindung dari embrio ketika dierami. Lapisan lilin (cuticle atau bloom) tersebut berguna untuk mencegah masuknya mikrobia ke dalam pori-pori cangkang telur. Meskipun demikian, lapisan tersebut tidak anti-tembus, lantaran jika telur kontak dengan air maka akan ada bakteri yang bisa menembus ke dalam telur (Zeidler, 2002). Makanya perlu adanya batasan dalam mencuci telur, karena menurut Zeidler (2002) tersebut, merendam telur dalam air selama 1-3 menit bisa menyebabkan mikrobia menembus cangkang.
Jika ingin mencuci, maka kita bisa menggunakan air hangat atau air mengalir dalam waktu yang singkat. Bisa dengan cara semprotan atau spray dan kemudian segera dikeringkan. Cara tersebut dilakukan di produsen telur di Amerika Serikat. Namun yang menarik telur Grade A dari Eropa itu bahkan tidak dicuci, loh. Apa pasal? karena dulu orang jarang punya kulkas. Jadi mencuci telur dihindari agar bloom atau cuticle tidak hilang dan telur bisa tahan lama.
Mencuci telur disarankan dengan menggunakan air yang suhunya lebih tinggi daripada telurnya. Kira-kira dengan air hangat-hangat kuku lah. Kenapa gitu? Ini untuk mencegah terjadinya kontraksi (atau semacam bekerja layaknya vacuum), menarik air dan mikrobia melewati cangkang ke dalam telur dan menyebabkan kontaminasi. Penggunaan detergen dibolehkan, asal yang food grade atau aman.
Bagaimana cara menyimpan telur yang baik? Apakah di kulkas atau di suhu ruangan?
Dua-duanya boleh. Mengutip dari Dailymail, dimana peneliti dari West Yorkshire mencoba menguji telur (dengan label British Egg) yang disimpan di suhu ruang dan suhu dingin, kedua telur tersebut tidak ada perbedaan. Dilaporkan bahwa kandungan bakterinya sama-sama rendah. Bisa jadi karena yang dipakai adalah telur dari Eropa yang tidak dicuci, dan masih memiliiki lapisan bloom yang mencegah kontaminasi mikrobia. Namun penelitian lain yang diterbitkan di Journal of the Science of Food and Agriculture menyebutkan bahwa cara menyimpan telur yang baik adalah disimpan di kulkas untuk menghambat kerusakan pada telur, karena telur yang disimpan pada suhu di atas 7 C, telur akan rusak pada minggu keempat penyimpanan.
Tapi ingat yaa,, telur sebaiknya dikonsumsi kurang dari 5 minggu setelah dikeluarkan oleh ayam. Jadi paling tidak, ketahuilah kapan telur yang dibeli diambil dari produsen atau dari ayam. Dan jangan mengkonsumsi telur yang sudah retak atau pecah, karena resiko kontaminasi mikrobia sangat tinggi.
Telur, baik disimpan dalam kulkas atau di suhu ruang, sama-sama baik. Hanya saja, Ibu saya menyarankan bahwa jika ingin membuat cake, maka gunakan telur yang tidak disimpan di kulkas.
Sudah jelas kan. Jadi, mana yang anda pilih? menyimpan telur di kulkas atau di suhu ruang?
Bisa dibuat artikel lanjutan nih. Kenapa telur yang sudah disimpan di kulkas tidak bisa mengembang sebaik telur segar?